Kamis, 10 September 2015

BERDAMAI DENGAN KABUT ASAP

Indonesia mah indah, cuma ke tutup asap...
(sumber gambar: facebook)
Gambar di atas mungkin bukan cuma dirasakan oleh orang Palembang saja, namun juga orang-orang di kota saya, kota Pontianak. Saban tahun, ketika musim kemarau tiba, maka kabut asap akan mulai bermunculan. Makanya sampai ada yang bilang, jika ingin tinggal di Pontianak harus bisa berdamai dengan kabut asap.

Kabut asap memang menjadi masalah tahunan di beberapa daerah termasuk Pontianak dan Kalimantan Barat. Beberapa daerah lain yang berada di Sumatera dan Kalimantan juga mengalaminya, terutama daerah yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan. Walau di daerah-daerah tersebut asap memang paling terasa, dampak dari kabut asap ini dirasakan oleh sebagian besar wilayah Indonesia. Bahkan Singapura pernah mengajukan protes akibat asap yang dikirimkan Indonesia ini.

Yang menjadi kambing hitam dari permasalahan kabut asap ini memang adalah petani dan perusahaan yang kerap kali melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar lahan. Hal ini terjadi karena memang membakar lahan adalah cara yang paling mudah dan murah untuk menyiapkan lahan. Bahkan konon ada yang percaya bahwa untuk tanah gambut, pembakaran lahan justru akan meningkatkan kesuburan tanah ketika di tanam nanti. Sayangnya upaya ini tidak memperhitungkan dampak negatif yang ditimbulkannya.

Banyak dampak negatif yang dirasakan masyarakat dari kabut asap ini. Dampak paling nyata adalah dari sisi kesehatan. Di Pontianak, selama kabut asap, penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) mengalami peningkatan hingga dua kali lipat. Dampak lain yag paling terasa adalah di industri penerbangan. Jelas akan ada banyak penerbangan yang terpaksa delay bahkan gagal berangkat karena kabut asap. Selain itu banyak aktifitas yang terganggu. Pagi ini saja, di Pontianak aktifitas belajar-mengajar diliburkan karena kabut asap dianggap memasuki taraf berbahaya.

Namun sebagai orang yang tinggal di kota yang memang rutin terkena kabut asap ini, mau tidak mau saya harus bisa berdamai dengan semua ini. Tentu saja yang bisa saya lakukan adalah meminimalisir dampak yang mungkin bisa ditimbulkan oleh kabut asap ini.

Mengurangi keluar rumah

Kabut asap di kota Pontianak sudah memasuki taraf yang berbahaya untuk kesehatan. Karena itu mengurangi keluar rumah adalah cara terbaik yang bisa dilakukan. Waktu yang dianggap paling aman untuk keluar adalah sekitar jam 9 sampai 11 pagi. Di waktu-waktu lain, terlebih malam hari, pagi dan sore sangatlah dianjurkan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan.

Karenanya dalam situasi kabut asap seperti sekarang, ada baiknya hal-hal yang tidak terlalu penting di luar rumah dibatasi. Selain bisa menjaga kesehatan kita agar terhindar dari ISPA atau penyakit lainnya, kita juga bisa menghemat budget jalan-jalan kita.

Selalu gunakan masker

Namun jikapun kita tidak bisa menghindar untuk keluar rumah, maka senantiasalah gunakan masker. Tujuannya agar organ pernafasan kita tidak terpapar langsung oleh kabut asap yang jelas berbahaya. Mendapatkan masker juga kini sangat mudah. Biasanya di daerah-daerah rawan bencana kabut asap seperti Pontianak, pembagian masker gratis di jalan-jalan raya akan mudah kita dapati. Kalaupun tidak, kita bisa akan mendapatinya di minimarket ataupun apotik terdekat.
Selalu gunakan masker kalau berkunjung di Pontianak saat musim asap...
(sumber gambar: dok. pribadi)
Biasakan hidup sehat

Kabut asap juga biasanya menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh. Akibatnya, tubuh jadi mudah terserang berbagai penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus. Karena itulah, kita harus mengimbanginya dengan nutrisi yang seimbang. Lakukan gaya hidup yang sehat dengan menghindari rokok dan stress serta beristirahat yang cukup. Seandainya ingin tetap berolah raga, lakukan olah raga yang bisa dikerjakan di dalam ruangan. Dan yang tak kalah penting, perbanyaklah meminum air putih.

Jaga diri dan makanan dari paparan langsung asap

Menghindarkan diri dari asap adalah hal yang juga harus dilakukan. Usahakan agar polusi asap tidak masuk ke dalam ruangan tertutup di rumah, kantor ataupun sekolah tempat kita beraktivitas. Tutup tempat penampungan air yang biasa kita gunakan untuk dikonsumsi. Serta jangan lupa untuk mencuci makanan seperti buah dan sayur dengan bersih. 

Konsultasi ke dokter

Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter ketika mulai terjadi gejala-gejala gangguan kesehatan. Untuk mereka yang memiliki penyakit jatung ataupun gangguan saluran pernafasan ada baiknya meminta nasihat dokter untuk menghindari dampak buruk. Sekarang pertolongan kesehatan sudah bisa kita dapatkan dengan mudah. Tidak harus ke rumah sakit, ke puskesmas atau klinik terdekat sudah cukup.

Mungkin itu adalah beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk berdamai dengan kabut asap. Terkadang orang-orang seperti saya yang tinggal di daerah yang tiap tahun harus berhadapan dengan bencana ini merasa jengkel juga. Namun toh menggerutu atau memaki pemerintah tidak akan ada gunanya. Satu-satunya hal yang bisa saya lakukan adalah memastikan bahwa saya dan orang-orang terdekat saya bukan salah satu yang menyebabkan bencana kabut asap ini.

Tentu saja sambil berharap kabut asap yang datang dan datang lagi di setiap musim kemarau bisa ditangani oleh pemerintah. Masa nggak bisa? Saya yakin harusnya sih bisa! Bener nggak?
Kabut asap masih tebal selimuti Pontianak...
(sumber gambar: tribunnews.com)

20 komentar:

  1. sangat memprihatinkan sekali ya sob, moga aja ada solusi terbaik untuk masalah kabut asapnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga, udah bosan juga sih tiap tahun ketemu dengan masalah kabut ini. Kok ya nggak ada tindakan antisipatif gitu kan? Aneh.

      Hapus
  2. Untung di daerah saya masih bebas asap :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di daerah mana? Tasikmalaya ya? Kalau kayak di Kalimantan dan Sumatra sih udah tiap tahun langganan hehehehe...

      Hapus
  3. Belasan tahun kebakaran selalu terjadi, jadi bingung apakah pihak yang berwenang itu tidak bisa memprediksi atau membuat gagasan agar tahun depan tidak terulang lagi. Turut berduka untuk teman-teman yang terkena asap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Opini saya sih, pemerintah itu suka hebohnya kalo udah kejadian, pas semua senyap penanggulangan kabut asapnya juga libur. Padahal inikan sebenarnya perlu tindakan berkesinambungan mulai dari pemahaman kepada masyarakat hingga penegakan hukum. Prosesnya bukan sekedar madamin api, kalau cuma itu sih tugasnya pemadam kebakaran.

      Hapus
  4. Cirebon adem ayem aja gan, cuma lagi angin lagi kenceng bersliweran, tapi kasihan gan liat di berita sumatra dan kalimanan setiap taun kabutan mulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya itulah gan, kabut asapnya dateng tiap tahun, namun solusinya nggak ketemu-ketemu juga. Semoga bisa ketemu penyelesaian masalahnya...

      Hapus
  5. Saya mendukung ibukota negara pindah ke kalimantan, biar pas ada kabut asap juga ikut merasakan. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe... ide yang bagus gan. Tapi ngomong-ngomong di Jawa nggak ngerasain juga kah dampaknya?

      Hapus
  6. Waduh midah2an cepat berlalu kabut asapnya yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin, sudah banyak yang jadi korban mbak, terkena gangguan pernafasan, termasuk saya...

      Hapus
  7. ho oh..harusnya bisa, ah pasti bs ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti. Asalkan upaya penanggulangannya dilakukan berkesinambungan, bukan cuma pas musim-musim hebohnya kayak sekarang...

      Hapus
  8. Teman saya yang di Pontianak juga mengeluhkan hal sama. Semoga keadaan ini segera mendapatkan solusinya ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin, harusnya sih bisa, karena masalah ini udah tiap tahun datang terus, jadi kayak mudik, pasti terjadi, harusnya bisa diantisipasi...

      Hapus
  9. pastinya kesal karena kabut asap ya... aktivitas menjadi terbatas... semoga masalah asap segera teratasi ya... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesal, karena sangat mengganggu. Terlebih juga berbahaya untuk kesehatan. Semoga musim hujan bisa segera datang. Agar masalah kabut asap ini bisa reda.

      Hapus
  10. bagaimanapun, kabut asap ini mengganggu :( ngerasain sendiri waktu di kalimantan kemaren :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah, begitulah mas, semoga pemerintah punya planing bagus biar kejadian ini tidak lagi berulang tiap tahunnya...

      Hapus

Copyright © 2014 SANTOSA-IS-ME