Sabtu, 29 Agustus 2015

SERUNYA MENJADI BLOGGER

Mungkin tidak ada yang menduga bahwa menjadi seorang blogger bisa menjadi sebuah perkerjaan yang cukup menghasilkan. Bahkan masih banyak tidak tahu bahwa saat ini sudah ada orang yang memang berprofesi sebagai seorang blogger.

Tapi kalau kita melihat para blogger yang kini telah sukses dan memetik hasil dari blog yang mereka besarkan, jelas tidak mudah. Coba tengok saja Trinity yang telah menekuni dunia blogging lebih dari sepuluh tahun. Atau Raditya Dika yang memulai mengisi catatan harian daring-nya semenjak duduk di bangku sekolah.

Mereka telah merasakan sendiri bagaimana hasil yang diraih dari ketekunan mereka mengisi blog. Tak hanya pundi-pundi uang, mereka juga semakin didapuk sebagai ahli dibidang yang mereka khususkan tersebut sehingga membuka banyak peluang untuk meraih karir lainnya yang lebih dahsyat.

Mengikuti Passion

Rahasia keberhasilan para blogger-blogger profesional tersebut adalah karena mereka berusaha mengikuti passion mereka. Trinity sebelum memulai menjadi seorang "Naked Travel," aslinya adalah mbak-mbak kantoran biasa. Tapi ia memiliki passion yang kuat dalam hal jalan-jalan. Karena itulah ia memulai blognya dengan tujuan merangkum aksi jalan-jalannya.


Karena memang jalan-jalan telah menjadi passion bagi Trinity, ia menganggap berbagi pengalaman jalan-jalannya kebanyak orang sebagai suatu hal yang menyenangkan. Karena itulah ia tidak merasa terbebani mengisi blognya. Justru merasa senang melakukannya. Dan ketika orang memperoleh informasi yang bermanfaat dari blognya dan blognya menjadi populer, cepat atau lambat ia merasakan hasil dari ketekunannya mengisi blog.

Menjadi blogger menuntut ketekunan yang tidak sedikit. Karena itu jika bukan mengikuti apa yang benar-benar disukai, orang-orang cenderung tidak akan bertahan lama melakukannya. Percayalah, ketekunan pasti akan terbayar lunas, jika kita terus sabar dan berusaha.


Naked Traveler adalah hasil dari passion yang telah menghasilkan
(sumber gambar: dok pribadi)

Kreatif dan Terus Belajar

Dunia jejaring sudah demikian ramainya. Belum lagi ditambah media sosial yang tiap tahun terus bertambah. Ada sedemikian banyak content di dunia dalam jaringan ini. Pertanyaannya bagaimana membuat orang mau memilih salah satu diantara sedemikian banyak itu?

Kreatifitas adalah kuncinya. Jika ingin membuat orang-orang melirik konten yang kita ciptakan, kita harus mampu menyajikan sesuatu yang berbeda dengan yang orang-orang sajikan. Tidak hanya berbeda, namun juga menarik.

Alit Susanto mungkin bisa dibilang cukup terlambat dibanding Raditya Dika dalam nge-blog. Dengan mengambil genre yang sama, tentu butuh usaha yang keras untuk bisa mengejar Radit yang jauh lebih populer. Saya ingat dahulu, ketika Raditya Dika sedang booming dengan Kambing Jantan-nya, Alit masih seorang mahasiswa kost yang sering melucu di Kaskus.

Tapi kemudian dia nge-blog dengan gaya yang berbeda denga Radit. Konten blognya tidak berisi banyolan-banyolan konyol semata, namun mengangkat hal-hal yang menarik dan menurut saya cukup "berisi" namun dibawakan dengan cara yang tetap komedi. Pun, Alit menurut saya memiliki kemampuan menulis yang baik, sehingga walau banyak konten di blognya berisi iklan, ia berhasil memasukkannya dengan rapi dan kreatif.

Hasilnya memang tetap Alit tidak se-populer Radit. Tapi dia mempunya basis massa penggemarnya sendiri. Dan blognya punya pengunjung yang tidak sedikit.


Waktu awal juga tulisan Alit susanto tak sebagus sekarang...
(sumber gambar : shitlicious.com)

Lihat Peluang

Menjadi blogger adalah cara paling tepat untuk membangun personal branding. Namun membentuk sebuah personal branding yang solid bukanlah sesuatu yang mudah. Terlebih di zaman sekarang ketika orang-orang dengan spesialisnya masing-masing juga telah memiliki akses terhadap tekhnologi.

Di sinilah letak kejelian melihat peluang untuk membangun potitioning diri. Tidak ada salahnya menspesialisasikan diri pada sebuah segmen yang terbatas namun kita bisa menonjol di sana. Ambil contoh Ronald Frank yang sudah melabeli diri sebagai pakar percintaan sejak tahun 2007. Mungkin pada masanya terdengar konyol. Tapi ketika ia berhasil mempertajam potitioning nya tersebut, ia berhasil menjadi salah satu yang terdepan di segmen tersebut. Bahkan kini makin banyak bermunculan para pengikut yang mencoba membangun potitioning yang sama.


Ronald Frank, sukses menjadi pakar cinta...
(sumber gambar: youtube.com)
Pada akhirnya, menjadi blogger berarti membangun personal branding untuk diri kita sendiri. Nikmati apa saja yang kita bagikan di dalamnya, sehingga kita akan merasa gembira melakukannya. Dan jika kita melakukannya dengan tekun, pada saatnya nanti kita akan merasakan hasilnya.

MEMULAI BISNIS DENGAN MODAL MINIM

Seperti yang juga pernah saya tulis disini, yang namanya memulai sebuah usaha tidaklah mudah. Sangat sulit. Dibutuhkan pengorbanan waktu, tenaga dan materi yang tidak sedikit.

Namun sebenarnya, selalu ada jalan untuk memulai sebuah usaha. Saya percaya sebuah kalimat yang mengatakan bahwa semakin besar resiko sebuah usaha, semakin besar juga tingkat keuntungan yang mungkin diraih. Maka memulai usaha dengan modal minim bahkan nyaris tanpa modal seringkali distreotipe sebagai bisnis yang juga memiliki keuntungan yang minim. Namun, seandainya keuntungan minimal yang bisa diraih tersebut jika bisa dilakukan dengan serius dan tekun tentu hasilnya juga tidak akan sekedar minimal lagi. Nggak percaya? Banyak sudah kok contoh pengusaha yang berhasil sukses dengan bisnis-bisnis bermodal minim ini.

Mari memulai usaha, berapapun modal yang ada...
(sumber gambar: maxmanroe.com)
Ada beberapa contoh usaha yang bisa dimulai dengan modal yang minim, bahkan sambil berkerja sekalipun.

Menjadi reseller dan dropship

Internet membuat banyak perubahan berarti dalam kehidupan manusia. Termasuk pula dalam gaya berbelanja masyarakat. Jual beli online sudah menjadi hal yang jamak dikalangan masyarakat.

Hal ini tentu saja hal yang baik untuk para calon pengusaha. Untuk berjualan suatu produk, seorang pedagang tidak perlu lagi harus menimbun barang dagangannya serta menyediakan toko yang sudah pasti menuntut persediaan modal yang tidak sedikit. Cukup dengan sebuah website (bahkan dengan domain gratisan ataupun akun media sosial sekalipun), seseorang sudah bisa menjadi pedagang, entah dengan menjual produk hasil sendiri maupun menjualkan produk orang lain.

Adapun hal yang harus diperhatikan ketika hendak menjadi Reseller atau Dropship ini adalah kualitas produk yang dijual. Kita harus bisa memastikan bahwa produk yang kita jual itu memang bagus. Selain itu kita harus juga yakin bahwa produsen yang produknya kita reseller ataupun dropship-kan adalah perusahaan yang memang bisa terpercaya. Kita tidak inginkan costumer kita dibuat kecewa.

Blogger

Beberapa tahun yang lalu, tidak terbayangkan bahwa internet akan menghasilkan berbagai macam jenis perkerjaan baru. Salah satunya adalah menjadi seorang blogger.

Hari ini, blogger telah menjadi salah satu perkerjaan yang cukup menghasilkan. Dengan sedikit kreatifitas serta sedikit kemampuan komputer standara, seseorang sudah mampu membuat blog. Blog-blog yang memiliki trafik sangat bagus, tidak jarang membuat sang pemiliknya jadi kaya raya.

Adapun yang harus dipersiapkan untuk bergelut di dunia web-blogging ini adalah kemampuan di dunia tekhnik informatika. Serta jeli untuk melihat peluang monetize blog atau web kita. Karena sekarang bukan lagi cuma google adsense yang bisa diandalkan buat menghasilkan uang dari blog. Kalau jeli, ada banyak kesempatan lain yang bisa kita manfaatkan untuk menambah pundi-pundi uang kita.


Marikxon Manurung, konon menghasilkan 50 juta per bulan dari blognya
(sumber gambar: linkedin.com)
Penulis lepas

Bagi para pengelola website, artikel adalah salah satu hal yang sangat menentukan. Karena itu ketersedian tulisan yang sesuai dengan kebutuhan website menjadi sangat penting. Selain itupula, saban tahun para penerbit-penerbit buku terus berusaha mencari penulis-penulis baru yang memiliki karya mumpuni untuk naik cetak.

Menjadi penulis lepas saat ini memang belum menjadi perkerjaan yang populer. Maklum, kekayaan intelektual memang belum cukup dihargai dengan cukup layak di Indonesia. Tapi, jika seandainya kita mampu mengimbangi dengan produktifitas yang tinggi, tidak mustahil kita bisa menghasilkan pundi-pundi uang yang cukup memadai. Apalagi menulis adalah skill yang bisa dipelajari. Semakin terbiasa kita melakukannya, semakin mudah kita melakukannya.

Agen Asuransi dan MLM

Sejujurnya, menjadi agen asuransi ataupun MLM adalah perkerjaan yang sangat menjanjikan. Banyak yang sudah terbukti sukses melakukan hal ini. Sebut saja Merry Riana. Selain itupula, menjadi agen asuransi dan MLM akan melatih kemampuan marketing kita.

Sayangnya orang-orang seringkali keburu alergi duluan saat mendengar nama agen Asuransi ataupun MLM. Padahal tidak semua agen asuransi dan MLM itu buruk. Bahkan boleh dibilang menjadi agen asuransi dan MLM adalah perkerjaan mulia, karena sistem yang dibentuk idealnya akan membuat para member untuk bisa sukses bersama-sama. Tapi tentu saja seandainya kita memilih asuransi atau MLM yang benar dan bukan yang abal-abal.

Memulai bisnis agen asuransi tidak membutuhkan modal besar. Hanya diperlukan biaya pendaftaran yang terbilang minim, seseorang sudah bisa memulai usaha ini. Kemudian kemampuan menjual produk dan tentu saja kualitas produk yang dijuallah yang akan menentukan keberhasilan seseorang di bisnis ini.


Merry Riana, suksesnya bermula dari menjadi agen asuransi...
(sumber gambar: kataupdate.blogspot.com)
Demikian beberapa jenis perkerjaan yang bisa dimulai dengan dana yang terbilang minim. Sebenarnya masih banyak jenis bisnis yang bisa digeluti dengan modal yang tak terlalu besar. Semuanya kembali bergantung pada kreatifitas dan kemampuan kita menangkap peluang.

Dan kalaupun anda memiliki ide yang hebat dan berniat mencoba memulai bisnis yang lebih besar dengan ide tersebut, mengapa tidak coba membuat proposal bisnis dan menawarkannya pada investor. Percayalah, ide yang hebat bernilah jauh lebih mahal dari apapun juga!

Jumat, 28 Agustus 2015

BERLATIH MENAMBANG IDE

Bagi seorang penulis, ide adalah sesuatu yang sangat berharga. Sebuah karya tulis dari apapun itu, selalu dimulai dari sebuah ide. Beberapa penulis mencari ide dengan cara yang unik. Ada yang sambil berendam, ada yang sambil (maaf) buang air besar, ada yang dengan jalan-jalan, dan ada juga bahkan yang dengan mengurung diri di kamar. JK Rowling pun menemukan ide untuk menulis Harry Potter ketika sedang melakukan perjalanan di dalam sebuah kereta api.

Belajar dari JK Rowling, ide bisa muncul dimana saja...
(sumber gambar: twitter.com)
Meski sering kali kemunculan ide itu bergantung pada mood, namun seorang penulis profesional haruslah bisa memancing ide bukannya hanya menunggu ide muncul. Karena jika hanya menunggu, kita tidak tahu kapan si ide itu muncul. Walaupun memang ada penulis yang seperti ini, namun hal ini tentu tidak baik untuk produktifitas seorang penulis. Dan tentu juga tidak disukai oleh editor.

Ada yang bilang, ide yang baik itu munculnya tidak bisa dipaksakan. Ada benarnya juga. Banyak penulis yang menemukan ide untuk karya-karya terbaik mereka justru dari tempat yang tidak di duga. Namun bukan berarti kita harus pasrah menunggu ide itu datang dengan sendirinya. Kita bisa mencoba melatih untuk memancing ide.

Tulis apa saja secara rutin

Membiasakan diri menulis apa saja adalah cara sederhana untuk melatih munculnya ide. Tidak perduli itu ide bagus ataupun buruk, kita bisa menyimpannya untuk lain waktu. Hal ini akan membuat kita memeliki bank ide. Suatu saat nanti, ketika kita membuka-buka kembali bank ide ini, mungkin saja kita akan menemukan ide yang menarik untuk dieksekusi menjadi sebuah tulisan.

Mengecek berita hari ini

Berita adalah sumber ide yang tiada habisnya. Setiap pagi jangan pernah lewatkan kesempatan untuk melahap habis isi surat kabar. Tentu tidak cukup dengan membaca saja. Kita juga bisa mencoba melihat sebuah berita dengan berbagai sudut pandang. Kalaupun ada yang menarik akan lebih baik jika kita bisa membuat kliping untuk berita-berita tersebut. Percayalah cara inilah yang dipakai Gola Gong untuk memancing ide.

Berita-berita di surat kabar sering kali jadi inspirasi ide...
(sumber gambar: foto.viva.co.id)

Mencoba mengasosiasikan dua hal yang tidak berkaitan

Pernah mencoba memikirkan dua hal yang sama sekali tidak berhubungan. Misalnya tentang pohon apel dan seseorang pria yang sedang mencari cinta sejati. Apa ide yang bisa kita gali dengan dua hal yang tidak berkaitan itu? Lelaki yang putus asa, kemudian jatuh cinta pada pohon apel? atau Pohon apel yang jatuh cinta dan berubah menjadi perempuan cantik? atau seorang pria yang teringat dengan kenangan dibawah pohon apel yang hendak ditebang bersama kekasih dicintainya yang telah tiada? Lihat sudah berapa ide yang tercipta kan?

Berkeliling untuk jalan-jalan

Ketika sedang pusing memikirkan ide, cobalah untuk berjalan-jalan sejenak. Coba cari tempat-tempat baru yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Pasar pagi, warung kopi, pasar malam, pinggir jalan, puncak gunung.  Tentu saja jalan yang tidak sekedar jalan. Melainkan mengamati sambil berimajinasi. Pikirkan hal-hal yang mungkin saja terjadi di tempat-tempat yang kita kunjungi tersebut dari berbagai sudut pandang.

Itulah tips-tips yang mungkin bisa digunakan untuk memunculkan ide menulis. Sebenarnya hal ini tidak sulit jika kita sudah terlatih. Percayalah, ide itu bertebaran dimana-mana, tinggal kitanya saja mau atau tidak menggalinya dan menariknya keluar dengan imajinasi kita.

Good luck! Selamat mencoba.

Kamis, 27 Agustus 2015

KARNAVAL KHATULISTIWA 2015

Pontianak mungkin boleh dibilang hanya kota kecil yang berada di pesisir barat pulau Kalimantan. Karena itu, jarang sekali kota saya ini memiliki event-event setingkat nasional.

Untuk event daerah sendiri, kota ini memeliki beberapa di dalam kalender pariwisatanya. Mulai dari titik kulminasi, pekan gawai dayak, cap go meh, hingga perang meriam karbit saat malam takbiran. Namun event-event tersebut skalanya tidak cukup besar. Paling tidak untuk sampai bisa menghadirkan seorang Presiden Republik Indonesia sebagai pembuka acara.

Pak Jokowi ikut serta dalam karnaval...
(sumber: doc pribadi)
Pada akhir pekan kemarin, tepatnya Sabtu tanggal 22 Agustus 2015 kemarin, di Pontianak dihelat sebuah event besar berskala nasional bertajuk Karnaval Khatulistiwa. Event ini diselenggarakan dalam rangka peringatan ulang tahun Republik Indonesia yang ke-70 tahun. Tidak tanggung-tanggung, acara ini menghadirkan Bapak Presiden Jokowidodo berserta Ibu negara Iriana Jokowidodo untuk membuka acara tersebut. 

Aksi akrobatik TNI AD...
(sumber gambar: doc pribadi)
Aksi marching band dari TNI AL...
(sumber gambar: doc pribadi)
Menjaga ketertiban peserta adalah PR panitia kedepannya...
(sumber gambar: doc pribadi)
Atraksi seni suku Dayak....
(sumber gambar: dok pribadi)
Perwakilan dari DKI Jakarta pun hadir dengan kendaraan berbentuk monorel
(sumber gambar: dok pribadi)
Bentuk kegiatan sendiri adalah karnaval yang mengambil dua jenis rute yaitu di beberapa ruas jalan kota Pontianak serta melalui jalur air yaitu melintasi sungai kapuas. Hebatnya, event karnaval ini menghadirkan perwakilan dari 24 provinsi se-Indonesia. Selain itu diikuti pula perwakilan beberapa instansi pemerintah dan BUMN seperti BNPB dan PLN. Tidak hanya itu, event ini juga menyiapkan panggung hiburan rakyat yang menghadirkan beberapa artis ibukota macam Slank, Ello dan para bocah berbakat bentukan Erwin Guttawa, Diatas Rata-rata.

Putri Indonesia Lingkungan 2015 asal Pontianak pun turut serta
(sumber gambar: dok pribadi)
Perwakilan Lantamal XII Angkatan Laut RI...
(sumber gambar: dok pribadi)
Tiap daerah hadir dengan keunikannya masing-masing...
(sumber gambar: dok pribadi)
Serta menampilkan hasil kekayaan daerahnya...
(sumber gambar: dok pribadi)
Dan pastinya kekayaan budaya daerah yang beragam...
(sumber gambar: dok pribadi)
Sebenarnya informasi seputar kegiatan ini cukup terlambat di sosialisasikan. Entah kurang update atau bagaimana, tapi bahkan saya yang berkerja di dunia media baru merasakan hingar bingar kegiatan ini beberapa minggu menjelang hari pelaksanaan kegiatan. Bahkan informasi lengkap mengenai kegiatan dan siapa penyelenggaranya juga sulit untuk diakses.

Namun dengan segala kekurangan yang ada, kegiatan kemarin tersebut terbilang sukses. Walaupun banyak hal-hal dilapangan yang tampaknya tidak diantisipasi secara matang oleh para panitia, namun selayaknya itu menjadi pembelajaran untuk menyelenggarakan event yang lebih baik pada tahun kedepannya. Saya pun berharap semoga kegiatan ini menjadi sebuah event yang berkesinambungan dan semakin membesar sehingga mampu menarik mata banyak orang untuk melihat ke kota kecil di pesisir barat borneo.

Semoga menjadi event yang berkesinambungan dan semakin besar...
(sumber gambar: bulet.in)
Saya percaya Pontianak punya potensi untuk dilirik dan dicintai banyak orang. Dan Karnaval Khatulistiwa ini adalah salah satu jalannya.

Rabu, 26 Agustus 2015

UNTUNG KETIKA RUPIAH MELEMAH

Bagi kita penghuni Indonesia, beberapa hari belakangan ini memang penuh dengan ke khawatiran. Bagaimana tidak, setiap membaca berita yang di dengar melulu tentang ekonomi Indonesia yang sedang mengalami berbagai cobaan. Termasuk juga melemahnya rupiah yang saat tulisan ini ditulis, US dollar sudah berada di harga Rp. 14.100,-. Terburuk sejak krisis ekonomi 1998 yang menerpa Indonesia.

Banyak faktor yang menyebabkan pelemahan rupiah seperti yang terjadi saat ini. Salah satunya adalah karena berbagai kebijakan yang diambil oleh bank sentral Amerika Serikat untuk penguatan ekonomi negerinya. Dan dampak kebijakan tersebut adalah menguatnya dollar terhadap mata uang negara lain, termasuk rupiah. Untuk informasi, tidak hanya mata uang rupiah saja yang terkena dampak, namun hampir seluruh mata uang lainnya.

Kepengen rasanya digaji pake US Dollar...
(sumber gambar: www.forexindo.com)
Tentu saja, penguatan dan perbaikan ekonomi di Amerika Serikat hanya satu faktor. Banyak faktor lain yang memperburuk krisis ekonomi global. Jatuhnya harga minyak mentah dunia, kebijakan ekonomi negara-negara ekonomi besar seperti China, dan termasuk faktor-faktor seperti konflik Korea, juga turut andil membuat dampak krisis ekonomi makin terasa di seluruh dunia. Di dalam negeri sendiri, tampaknya kebijakan fundamental ekonomi kita juga tidak terlalu kuat untuk membenduk krisis ekonomi kali ini.

Terlepas dari semua hal tersebut, serta saling salah menyalahkan soal perbaikan ekonomi ini, ternyata ada juga bisnis yang justru menguntungkan alias memperoleh berkah lebih dari pelemahan nilai rupiah ini. Apa saja, ini adalah diantaranya:

Produk Ekspor

Tidak perduli apapun produknya, selama ia di ekspor dan dibayar dengan dollar, jelas akan merasakan keuntungan yang lebih besar. Terlebih buat pengekspor dengan negara tujuan Amerika Serikat yang memang mengalami perbaikan ekonomi. Perbaikan ekonomi berarti konsumsi yang lebih besar. Konsumsi besar yang lebih besar tentu juga memberi peluang peningkatan nilai ekspor yang lebih besar. 

Untuk saat ini, produk-produk ekspor unggulan Indonesia masih berkisar di sektor hasil perkebunan seperti Kopi, kelapa sawit (CPO), karet dan Kakao, sektor kelautan yaitu udang, serta sektor furniture. Dari berita yang beredar, banyak pengusaha ekspor yang mengaku mendapat peningkatan pesanan ketika harga US Dollar menguat seperti sekarang ini.

Para eksportir mendapatkan berkah di tengah musibah...
(sumber gambar: bandung.bisnis.com)
Bisnis Pariwisata 

Indonesia sudah terkenal keindahan alamnya sangat luar biasa. Namun sayangnya, yang kerap kali dikenal oleh para wisatawan mancanegara melulu Bali. Padahal banyak spot-spot wisata di Indonesia yang masih bisa dieksplor lebih luas. Akibatnya, meski Indonesia memiliki lebih banyak kekayaan alam maupun budaya, popularitas kita di dunia pariwisata untuk wilayah asia tenggara sekalipun masih ketinggalan jauh dari Thailand atau Singapura.

Nah, momen pelemahan rupiah seperti saat ini adalah momen yang sangat tepat untuk serius mempromosikan wisata Indonesia kepada wisatawan asing mancanegara terutama Amerika Serikat. Seperti rumusan sebelumnya, membaiknya ekonomi berarti belanja yang lebih besar termasuk juga belanja untuk wisata. Apalagi warga Amerika Serikat dan juga Eropa sangat terkenal suka plesiran.

Bisnis wisata bisa meliputi banyak hal. Mulai dari maskapai pernerbangan, biro perjalanan, hunian wisata, hingga segala jasa yang ditawarkan untuk para wisatawan. Semuanya kemungkinan besar akan kecipratan keuntungan dari pelemahan rupiah. Namun sebaliknya, hal ini juga berpotensi akan menghambat wisatawan dalam negeri yang ingin melakukan perjalanan keluar negeri.  

Indonesia punya banyak potensi wisata yang belum terkelola dengan baik
(sumber gambar: cnnindonesia.com)
Dua bisnis itu adalah beberapa diantaranya yang merasakan buah manis dari pelemahan nilai rupiah. Sebenarnya masih banyak yang juga meraih keuntungan dari melemahnya rupiah ini. Yaitu mereka yang mendapat bayaran dalam bentuk US Dollar, seperti tenaga kerja Indonesia di luar negeri, praktisi Google Adsense, kontributor untuk media asing, dan masih banyak lagi.

Namun meski ada yang mendapat berkah dari pelemahan rupiah, tentu yang mendapat kerugian juga banyak. Salah satunya adalah para importir. Dengan pelemahan rupiah, harga barang-barang impor juga akan menjadi lebih mahal dari biasanya. Dan sialnya angka impor Indonesia masih sangat tinggi, bahkan termasuk produk-produk yang jadi kebutuhan masyarakat sehari-hari seperti kedelai, daging sapi dan beras. Tapi lagi-lagi kalau mau liat sisi positifnya, ini juga bakalan bikin produk lokal jadi bisa bersaing soal harga dengan produk impor ini. Yah, asal pemerintah tetap bisa menjaga daya beli masyarakat sih.

Bagaimana? Tertarik juga untuk mendapatkan keuntungan ditengah lesunya mata uang rupiah seperti sekarang ini? 

Rabu, 19 Agustus 2015

NUTRISI SEORANG PENULIS

Sebagai seorang penulis, entah itu sebuah karya cetak atau media digital (blogger maksudnya), jam terbang saya memang tidak tinggi-tinggi amat. Malah boleh dibilang masih amatiran. Apalagi kalau soal perkara produktivitas. Saya sebenarnya tidak layak mengaku penulis. 

Tapi meski jelek-jelek begini, saya sudah beberapa kali dapat kesempatan bertemu muka dengan beberapa penulis yang boleh dibilang sudah profesional. Sebut saja seperti Bernard Batubara, Faudzil Adhim, Salim A Fillah, Pipit Senja dan beberapa nama lainnya. Beberapa diantaranya bahkan saya beruntung mendapat previlege berdiskusi panjang lebar tentang dunia tulis menulis. 

Sesibuk apapun, Benz sempatkan membaca minimal 100 hal. Kalau kamu?
(sumber foto: bookaholicfund.wordpress.com)
Selain kesempatan bertemu tatap muka, saya sering pula mengikuti beberapa pelatihan kepenulisan secara online. Salah satunya yang diselenggarakan oleh mbak Ari Wulandari atau yang lebih ngetop dengan nama penanya Kinoysan. Juga aktif bergabung dengan beberapa milis sastara online dan berteman secara maya dengan penulis-penulis favorit saya macam Kurnia Effendi, Dee dan Gola Gong.

Dan sebuah kesimpulan yang bisa saya tarik dari interaksi saya dengan para penulis hebat tersebut adalah bahwa mereka ini selain penulis yang handal, juga merupakan pembaca yang ulung. Tidak cuma soal kuantitas, tapi juga soal kualitas buku-buku yang mereka baca. Karena itulah, salah satu cara saya untuk mencari referensi buku-buku bagus adalah dengan mengecek buku-buku apa saja yang sedang dibaca oleh para penulis favorit saya.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa kita adalah apa yang kita makan. Kalimat bijak ini bermakna bahwa makanan yang kita makan akan membentuk kita. Apa bila makanan yang kita makan adalah makanan yang baik dan halal, maka kita akan terbentuk menjadi manusia yang baik. Begitu pula sebaliknya, jika yang kita makan berasal dari yang buruk dan haram, jangan heran jika manusia yang terwujud cenderung pada keburukan.

Kalimat tersebut juga berlaku di dunia kepenulisan dengan sedikit perubahan. Yang kamu tulis adalah apa yang kamu baca. Yang menentukan kualitas sebuah tulisan selain skill si penulis juga adalah pengalaman membaca si penulis. Sering bukan para penulis mendapat influence dari penulis-penulis favorit mereka. Hal ini tentu saja karena penulis-penulis favoritnya tersebut adalah yang paling banyak karyanya ia baca dan paling berkesan untuknya.

Karena itulah membaca adalah sebuah keharusan bagi seseorang yang ingin menjadi penulis. Bahkan bagi penulis profesional sekalipun yang sehari-harinya kerjanya hanya menulis saja. Bernard Batubara konon selalu menargetkan membaca minimal 100 halaman sehari disela-sela kesibukannya sehari-hari. Bahkan Fauzil Adhim pernah bercerita bahwa ia selalu menyediakan waktu khusus untuk membaca. Dan bacaan merekapun bukan bacaan sembarangan. Melainkan bacaan yang akan membentuk rasa dari karya kepenulisannya kelak.


Max Havelar, dari SD sering dengar, baru sekarang bisa bacanya
(sumber foto: dokumen pribadi)
Karena itulah, buat siapa saja yang bercita-cita ingin menjadi penulis suatu saat kelak, mulailah dengan cara sederhana: perkayalah pengalaman membaca kita. Bacalah sebanyak mungkin, dan perlahan-lahan dengan sendirinya akan membuat kita terbiasa untuk membedakan karya yang berkualitas dan patut kita baca dengan yang tidak.

Tetaplah membaca, tetaplah menulis! 

Jumat, 14 Agustus 2015

MEMULAI SEBUAH BISNIS: TAK CUKUP SEKEDAR MOTIVASI

Memulai bisnis tentu tidak semudah yang dibayangkan. Juga tidak sesulit yang diperkirakan. Saat mengikuti training-training motivasi untuk pengusaha, saya ingat bagaimana kita selalu dibakar dan ditegaskan bahwa memulai usaha itu mudah serta bisa dilakukan siapa saja. Namun pula, bila kita melihat biografi para pengusaha sukses, kita akan sadari bahwa memulai usaha tidaklah mudah. Kegagalan adalah teman yang sering kali terjadi.

Tentu bagi mereka yang belum pernah terjun ke dunia bisnis sama sekali, memulai usaha adalah perkara yang sangat berat. Ada mental block yang menghalangi. Kalau menurut Robert T. Kiyosaki, karyawan dan pengusaha adalah dua kuadran yang benar-benar berbeda. Karena itu dibutuhkan perubahan mental untuk melakukannya. Keluar dari zona nyaman.


Robert T Kiyosaki mengajak pindah kuadran, hmm... sudah kuduga!
(sumber: under30ceo.com)
Salah satu motivasi menarik untuk mereka yang hendak memulai bisnis adalah yang pernah disampaikan oleh almarhum om Bob Sadino. Menurut beliau, seorang yang hendak memulai usaha harus menjadi "goblok." Yang beliau maksud adalah bahwa seseorang tidak perlu banyak berpikir untuk memulai usaha. "Orang goblok tidak pakai mikir ini itu untuk mulai usaha, sementara orang pintar kebanyakan mikir dan berhitung, jadinya usahana nggak mulai-mulai. Bisnis yang bagus itu adalah yang dibuka, bukan yang ditanyakan terus," tutur beliau.

Seratus persen yang disampaikan oleh Om Bob Sadino ada benarnya. Hal yang terberat bagi para calon pengusaha pemula ini adalah menghadapi mental block dari seorang karyawan menjadi pengusaha. Ingat, menjadi pengusaha tidak semudah dan sesederhana yang dibayangkan. Dibutuhkan kerja keras dan keuletan tanpa henti. 

Namun demikian, filosofi "goblok" om Bob Sadino tentu tidak bisa ditelan mentah-mentah juga. Bagaimanapun perencanaan bisnis tetap menjadi sesuatu yang penting bagi seorang enterpreneur. Hal ini akan sangat menentukan keberhasilan dan keberlangsungan bisnisnya. Banyak bisnis pemula yang tidak berusia panjang karena salah menganalisa dan tidak matang dalam perencanaan.


Bisnis plan tetap menjadi sesuatu yang penting untuk memulai usaha
(sumber: dvjohor.com)
Adapun sebelum memulai usaha, setidaknya ada 3 aspek yang harus dianalisa dan diperhitungkan oleh seorang pengusaha:

Aspek ekonomis

Ini mencakup analisa pasar, rencana pemasaran, penjualan, biaya produksi dan profit margin. Aspek ini membahas seberapa efektif bisnis untuk mendatangkan keuntungan.

Aspek teknis

Analisa ini mencakup seberapa mampu bisnis menjalankan proses usaha dengan baik mulai dari sisi modal hingga sumber daya manusia. Hal ini sangat penting terutama untuk meminimalisir kegagalan bisnis.

Aspek masa depan

Seorang pengusaha yang baik harus mampu melihat sebuah bisnis memiliki masa depan yang panjang atau sekedar bisnis musiman lalu menerapkan strategi yang tepat. Demikian juga analisa perubahan pasar seiring perubahan trend dan lifestyle masyarakat, seberapa mampu pengusaha beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Nah, ke-3 hal tersebut akan sangat penting untuk diperhitungkan sebelum memulai bisnis. Menurut saya, 60% keberhasilan sebuah usaha adalah dalam tahap perencanaan ini. Memang tidak mutlak, namun akan sangat membantu untuk menjaga bisnis tidak mati secara prematur.

Pada akhirnya, kita hanya perlu memadukan dua filosofi memulai bisnis ini dengan tantangan yang menghalangi kita untuk memulai usaha.

Jika yang kita hadapi adalah mental block, keengganan untuk melepaskan diri dari zona nyaman dan keamanan, jadilah goblok seperti yang diajarkan oleh om Bob Sadino. Tapi jika kita sudah siap menghadapi ketidak pastian dan yakin untuk berkerja keras serta bersahabat dengan kegagalan, rencanakanlah usaha kita sematang mungkin. Maka kegagalan akan enggan mau dekat-dekat dengan kita.

Senin, 10 Agustus 2015

WIRAUSAHA DAN LINGKUNGAN

Sebenarnya adakah kaitan antara enterpreneurship dan kelestarian lingkungan?

Semenjak dimulainya revolusi industri, wajah dunia bisnis secara global mengalami perubahan yang sangat signifikan. Banyak aspek yang kemudian menjadi terpengaruh dengan pesatnya perkembangan dunia usaha, termasuk salah satu yang utamanya adalah lingkungan.

Semakin kesini, kita mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Banyak orang mengalami peningkatan kesejahteraan. Namun di lain sisi, hal ini juga menghadirkan banyak dampak yang juga harus diantisipasi, salah satunya perusakan lingkungan akibat pemanfaatan sumber daya maupun dampak dari residu produksi yang tak tertangani.

Memang yang namanya dunia usaha tentu tidak jauh-jauh dari upaya pencarian laba. Namun wirausaha yang baik tidak seharusnya menutup diri hanya di hal tersebut. Peran di bidang ekonomi tersebut boleh dibilang hanyalah sasaran jangka pendek.

Kelestarian sebuah usaha dan keberlanjutan dalam jangka panjang sebuah usaha sangat bergantung pada seberapa peduli si pengusaha terhadap dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh usahanya. Jika tidak, cepat atau lambat usaha tersebut justru akan lebih banyak menghadirkan mudharat ketimbang manfaatnya lalu akan ditinggalkan. Karena itulah perusahaan-perusahaan senantiasa menyediakan Corporate Social Responsibility (CSR).

Dampak lingkungan ini akan sangat terasa bagi beberapa jenis usaha. Seperti contohnya dibidang energi. Beberapa perusahaan energi tingkat dunia, selain sibuk melakukan eksplorasi juga sangat serius melakukan penelitian-penelitian untuk pencarian energi alternatif. Semuanya tentu saja untuk satu tujuan, sustainability. 

Sikap terhadap lingkungan adalah demi sustainability usaha juga
(sumber: innoveco.se)
Konsep Ecopreneurship yang semakin marak juga menjadi bukti bagaimana para pengusaha menyadari bahwa kebertahanan lingkungan akan memberikan dampak besar bagi usahanya. Ambil contoh misalnya muculnya seruan untuk memboikot Sinar Mas akibat deforestasi yang mereka lakukan. Sedikit banyak hal ini pasti memberikan dampak, minimal dalam brand image perusahaan di mata masyarakat.

Bagaimanapun, keharusan untuk terus melakukan pembangunan membuat kita terus menguras planet bumi ini. Sayangnya selama ini hubungan antara pengusaha dan lingkungan cenderung negatif. Sumber daya alam yang melimpah telah dimanfaatkan oleh para wirausaha. Wirausaha memerlukan alam, sedangkan alam tidak memerlukan wirausaha.

Nah, memasuki era baru ini, kewirausahaan harusnya mengutamakan kepentingan jangka panjang yaitu keberlanjutan sebuah usaha. Salah satu caranya dengan lebih peka terhadap dampak sosial dan lingkungan yang dihadirkan oleh usaha yang dijalaninya. Saya yakin dengan demikian keberadaan bisnis tidak hanya sebagai pengejar laba semata, namun juga memberi manfaat pada masyarakat.

Kedepannya, bisnis berbasis lingkungan akan semakin menjanjikan
(sumber: ecopreneur.cl)

Rabu, 05 Agustus 2015

TIDAK PERNAH BERHENTI BELAJAR

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, menjadi pengusaha tidaklah mudah. Dan kalau kita melihat semua pengusaha-pengusaha sukses, mereka punya jalan keberhasilan yang berbeda-beda. Ada yang langsung sukses, ada yang harus jatuh bangun, ada yang terus menerus gagal hingga akhirnya baru meraih kesuksesan.

Tapi ada satu hal yang saya dapati selalu dimiliki oleh semua pengusaha. Apa itu?

Kemauan untuk selalu belajar.

Menjadi pengusaha memang tidak membutuhkan pendidikan tinggi. Banyak nama-nama tenar dunia bisnis macam Bob Sadino, Abdullah Gymnastiar, Purdi Chandra, Steve Job, Bill Gates dan Mark Zuckerberg adalah orang yang tidak terlalu memprioritaskan ijazah pendidikannya. Namun terbukti mereka sukses membangun bisnisnya bahkan hingga mendunia.


Richard Branson juga di DO pas SMA
(sumber: topmotivasi.com)
Tentu yang saya maksud belajar bukan pendidikan formal di sekolah atau perguruan tinggi. Melainkan belajar pada apa saja. Pada alam, lingkungan, pengalaman atau apa saja. Belajar yang membuat seseorang bertambah pengetahuannya.

Bisnis atau mengelola usaha, menuntut kita untuk bisa mengelola lintas bidang. Ambil contoh sebuah rumah makan sederhana. Berapa cabang ilmu yang harus dikuasai seseorang untuk mengelola sebuah rumah makan? Tidak sedikit. Si pemilik rumah makan setidaknya harus menguasai ilmu memasak, ilmu akunting, ilmu pemasaran, ilmu desain interior, ilmu sosiologi, dan masih banyak lagi. Itu semua harus dilakukan sekaligus. Mungkin hal ini akan teratasi dengan merekrut seorang karyawan ahli, namun tentu saja, seorang pemimpin yang baik haruslah sedikit memahami perkerjaan bawahannya sehingga ia bisa mengontrol kinerja anak buahnya.

Nah, kelihatan kan bagaimana ribetnya menjadi pengusaha. Karena itulah, seorang pengusaha dituntut untuk mau terus belajar. Seorang pengusaha harus memiliki curiosity yang tinggi, hingga memaksanya untuk mau belajar banyak hal. Dan dari upaya belajar tersebutlah lahir ide dan kreativitas hingga menghasilkan inovasi. Sementara bisnis yang berjalan tanpa inovasi, itu sama seperti menggali kuburannya sendiri. Cepat atau lambat pasti akan mati.

Lalu bagaimana peran pendidikan formal?

Pendidikan formal tentu juga sangat penting, namun bukan segala-galanya bagi seorang pengusaha. Meskipun begitu, tidak ada salahnya seorang pengusaha juga meraih pendidikan formal setinggi-tingginya. Tapi ingat, belajarlah. Bukan cuma mengambil materi pembelajaran, tapi belajarlah dengan segala apa yang bisa dipelajari dibangku pendidikan formal tersebut. Karena dengan begitu, kita akan mendapat manfaat yang tidak sekedar tetek bengek teori.


Kosongkan gelas kita, belajarlah pada apa saja...
(sumber: smartsuhe.blogspot.com)
Maka teruslah belajar. Mungkin kalau kita belum sukses menjadi pengusaha, proses belajar kita belum usai. Bersabarlah. Teruslah belajar. Kesuksesan akan menghampiri pada saatnya.

SEBELUM MEMUTUSKAN JADI PENGUSAHA

Mengapa banyak yang bercita-cita menjadi pengusaha?

Mudah menjelaskannya. Pertama, karena menjadi pengusaha adalah perkerjaan yang menghasilkan limpahan materi paling maksimal. Coba tengok daftar 10 manusia terkaya dimana saja. Hampir semuanya adalah pengusaha.


Nggak ada yang pegawai negeri sipil ya?
(sumber: dawaihati.com)
Kedua, menjadi pengusaha di idientikkan dengan menjadi bos. Dan menjadi bos digambarkan bisa melakukan apa saja sesukanya. Berkerja tanpa aturan waktu. Tanpa disuruh-suruh siapapun. Berkerja atas kemauan sendiri. Sesukanya.

Lalu yang ketiga, menjadi pengusaha adalah perkerjaan yang sangat keren. Eksekutif muda, dinamis, kreatif dan pergaulan luas. Hal itulah yang selalu melekat dengan orang-orang yang selama ini dianggap sebagai pengusaha sukses. 

Lalu benarkah itu?

Jawabannya tentu saja semua itu benar. Hanya saja semua hal-hal tersebut hanya salah satu bagian proses dari menjadi pengusaha. Ada banyak proses sebelumnya yang sering kali tidak diceritakan oleh para pengusaha berhasil tersebut, atau tidak didengarkan oleh calon-calon pengusaha muda ini. Proses yang jatuh bangun tersungkur, berdarah-darah dan berkeringat. Bagian yang tidak semanis yang telah saya jabarkan sebelumnya.

Menjadi pengusaha tidaklah mudah. Inilah sebabnya mengapa meski banyak orang yang bermimpi jadi pengusaha, sedikit sekali yang benar-benar berhasil mewujudkannya. Sisanya? Ada yang sempat berhasil mewujudkannya namun gagal mempertahankannya. Ada juga yang gagal ketika memulainya. Ada pula yang bahkan sekedar memulainya saja tidak berani. 

Nah buat mereka yang berpikir hendak berhenti dari perkerjaannya sekarang kemudian mulai mendirikan usaha, ada baiknya beberapa hal ini diperhatikan. Biar bayangan-bayangan kita tentang menjadi pengusaha tidak melulu berisi yang indah-indah saja.


Mental pengusaha adalah mental pemenang, dan kemenangan menuntut kerja keras
(sumber: majalahpengusaha.blogspot.com)
Pertama, menjadi pengusaha berarti kamu harus siap berkorban materi. 

Berkebalikan dengan paradigma bahwa pengusaha adalah perkerjaan dengan penghasilan yang maksimal, menjadi pengusaha justru mengharuskan kita siap berkorban secara materi, terutama ketika dalam tahap pendirian usaha. Tidak jarang pengusaha berjudi dengan sesuatu project yang belum tentu untung dan ruginya.

Kedua, jadi pengusaha artinya kamu harus siap kerja keras.

Dunia bisnis adalah dunia yang sangat dinamis, cepat dan penuh persaingan. Banyak variabel yang menentukan sukses atau tidaknya sebuah usaha. Nah pengusaha sukses dituntut untuk bisa belajar dan berkerja lebih keras untuk bisa mengelola semua hal tersebut dan meraih kesuksesan. Bukan sesuatu perkerjaan yang ringan bukan?

Ketiga, jadi pengusaha harus siap kerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu.

Seorang karyawan punya jam kerja yang tetap. Datang ke kantor di pagi hari. Ketika sudah waktunya pulang, ia pulang. Ia hanya berkerja di jam kerjanya saja. Hal ini tidak berlaku untuk para pengusaha. Mereka harus siap berkerja tanpa henti. Lho, bukannya pengusaha lebih santai, bisa bebas menentukan kapan kerja kapan nggak? Benar, secara kasat mata, seorang pengusaha bebas menentukan kapan ia ingin kerja. Namun pengusaha juga menyiagakan pikirannya setiap waktu untuk mencari ide dan strategi demi kemajuan usaha yang dibangunnya.

Nah kelihatannya nggak mudah bukan jadi pengusaha? Saya sama sekali nggak menakut-nakuti. Saya Cuma ingin bilang bahwa hal yang paling dibutuhkan untuk menjadi pengusaha adalah mental. Mental untuk siap jungkir balik, banting tulang, mandi keringat. Jangan sampai kita bercita-cita menjadi pengusaha hanya karena membayangkan bagaimana enaknya jadi pengusaha, namun ketika dihadapkan dengan jalan terjalnya kita malah terkaget-kaget.


Bahkan Steve Jobs pernah didepak dari perusahaan yang didirikannya sendiri
(sumber: substance.com)
Makanya, buat yang hari ini masih menjadi karyawan dan berencana untuk mulai menjadi pengusaha, lebih baik pikir-pikir lagi. Sudah siap buat kerja keras dan lebih keras lagi belum? 

Minggu, 02 Agustus 2015

MENULIS DAN JALAN-JALAN

Apakah keterikatan antara menulis dan traveling? Menurut saya ada dan justru sangat berketerikatan sekali. Kenapa? Berikut penjelasannya.


Sebelum travelling populer, Gola Gong sudah bercerita tentang itu di seri Balada si Roy-nya
(sumber: keluargapengarang.wordpress.com)
Jadi penulis mungkin adalah pekerjaan yang enak nggak enak. Enak, karena jelas mereka yang bertahan untuk jadi penulis adalah mereka yang benar-benar mencintai pekerjaannya. Mengerjakan apa yang kita cinta jelas sesuatu yang menyenangkan. Saya sendiri selalu bercita-cita bahwa suatu saat nanti saya hanya akan menulis setiap hari dan orang-orang membayar saya untuk itu. Entah kapan, mungkin saat saya sudah memasuki usia pensiun kelak. Ketika materi sudah bukan lagi hal utama.

Nah bagian nggak enaknya adalah bahwa menjadi penulis berarti kita harus menjadi orang yang segala tahu. Apalagi bagi penulis fiksi. Memang sih bagi penulis fiksi, yang menjadi unsur utama dari karya penulisannya memang adalah khyalan dan imajinasi. Namun bukan berarti hal tersebut mudah. Terlebih lagi khayalan dan imajinasi tersebut asalnya lahir dari pengalaman dan pengetahuan. Karena itu, bahkan penulis fiksi yang surealis sekalipun tetap harus banyak tahu. Bahkan bisa jadi membutuhkan pengetahuan yang lebih.

Karena itulah menurut saya ada tiga hal yang menjadi kebutuhan seorang penulis. Jika tiga hal ini tidak terpenuhi maka bisa-bisa si penulis akan mengalami kekurangan nutrisi. Ketiga hal tersebut adalah banyak membaca, banyak bersilaturahmi dan banyak berjalan. Mengapa ketiga hal ini penting? Salah satunya karena dari ketiga hal inilah biasa bermunculan ide-ide yang akan menjadi sebuah karya disaatnya nanti.


Memutuskan menjadi penulis, berarti siap membuka diri...
(sumber: ceritamedan.com)
Nah traveling adalah salah satu kegiatan yang menurut saya mencakup ketiga hal tersebut. Coba tanya deh dengan para traveler yang sering jalan-jalan ke banyak tempat, ketiga hal tersebut pasti mereka lakukan ketika melakukan perjalanan. 

Saat melakukan perjalanan, para traveler diharuskan membaca banyak informasi mengenai tempat yang hendak dituju. Mulai dari seperti apa tempat yang dituju, bagaimana cara ke sana, apa-apa saja yang menarik di sana, dan segala macamnya. Memang ada beberapa orang traveler yang mengaku asal jalan saja, namun percayalah merekapun tidak lepas dari kegiatan membaca dan menemukan informasi-informasi baru.

Bertemu dengan orang-orang baru dan budaya yang berbeda juga bisa kita dapatkan dengan traveling. Menjadi penulis berarti harus mau membiarkan fikirannya terbuka menerima informasi dan bertemu dengan banyak tipe manusia adalah salah satu cara untuk melakukannya. Percayalah, mempelajari manusia dengan cara berinteraksi bersama mereka adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Siapa tahu salah satu diantaranya bisa dijadikan tokoh untuk salah satu karya kita.

Dan pergi ke banyak tempat-tempat baru yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya tentu juga akan membantu seorang penulis. Memang benar bahwa banyak cara untuk menggambarkan sebuah tempat yang asing. Dengan studi pustaka misalnya. Namun dengan mendatangi langsung tempatnya tentu akan membuat karya yang dihasilkan akan lebih hidup dan akurat. Contoh saja misalnya Kang Habiburrahma El Shirazy yang sukses menggambarkan gimana hidup para mahasiswa Indonesia di Kairo. Hal ini tentu salah satu yang terbesarnya berkat pengalaman Kang Abik sendiri yang pernah kuliah di Kairo sana.

Karena itulah, seorang penulis harus rajin-rajin traveling. Dengan begitu, dia tidak akan kehabisan ide dan pikirannya akan selalu segar untuk kembali menulis. Apalagi menulis adalah perkerjaan yang bisa dikerjakan dimana-mana. Sambil berjalan-jalan, ia bisa tetap menulis. Jadi, mari menulis! Mari traveling!


Baca apa saja, berjalan sejauh-jauhnya dan bertemulah banyak orang....
Copyright © 2014 SANTOSA-IS-ME