Kamis, 01 Oktober 2015

MAMOGRAFI DAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

Kanker payudara bisa jadi merupakan salah satu momok bagi kaum wanita saat ini. Bagaimana tidak, penyakit satu ini adalah penyebab kedua terbanyak kematian pada wanita. Berdasarkan laporan dari cancer.org, di tahun 2007 telah ada 178.000 kasus kanker payudara baru dan lebih dari 40.000 wanita meninggal oleh karenanya.

Kesalahan yang sering membuat angka fatalitas kanker payudara menjadi tinggi adalah terlambatnya pendeteksian dini penyakit tersebut. Beberapa pasien biasanya tidak memperhatikan tanda-tanda awal dari penyakit ini dan membiarkannya. Hingga kemudian baru mendapat penanganan ketika kanker sudah memasuki tahapan lanjut.

Setiap wanita memiliki resiko kanker payudara. Untuk wanita berusia di atas empat puluh mempunyai kecenderungan resiko yang lebih tinggi, karena itulah tingkat kewaspadaan ketika memasuki usia tersebut harus lebih diperhatikan.

Menurut dr. Hygiena Kumala Sari, dokter dari Rumah Sakit Mitra Medika Pontianak, kesadaran kaum wanita untuk memeriksakan dirinya dari kanker payudara harus semakin ditumbuhkan. Salah satu metode yang sering dipakai untuk deteksi kanker payudara adalah dengan Mamografi.


Bersama dr. Hygiena Kumala Sari (paling kiri) atau biasa disapa dr. Cici
Mamografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Mamografi ini digunakan untuk melihat beberapa jenis tumor atau kista dan telah terbukti mampu mengurangi mortalitas akibat kanker payudara. Disebutkan oleh dr. Hygiena yang biasa disapa dr. Cici, bahwa perempuan yang melakukan mammogram secara rutin, ternyata menurunkan resiko kematian akibat kanker payudara menjadi 50%.

Seberapa rutinkah pemeriksaan mamografi ini harusnya dilakukan?

Idealnya, untuk wanita dalam rentang usia 20 – 40 tahun, mamografi dapat dilakukan setiap 3 tahun sekali. Namun untuk wanita berusia di atas 40 tahun, maka intensitas pemeriksaan harus ditingkatkan menjadi setahun sekali. Untuk di Pontianak sendiri, pemeriksaan dengan metode Mamografi dapat dilakukan di Rumah Sakit Mitra Medika Pontianak.

Namun, meski Mamografi jauh lebih akurat, namun ada juga cara sederhana untuk mendeteksi kanker payudara secara manual. Tentu saja cara ini akan jauh lebih mudah dan murah namun efektif sebagai upaya deteksi dini. Metodi ini dinamakan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri. Dr. Cici menjelaskan bagaimana SADARI ini dilakukan dan bisa dilaksanakan sendiri oleh semua perempuan dengan cara sebagai berikut:

  1. Berdiri di depan cermin dengan lengan menjuntai ke bawah. Perhatikan apakah ada benjolan atau perubahan bentuk dan ukuran payudara.
  2. Angkat kedua tangan sampai berada di belakang kepala, ulangi pemeriksaan di sisi samping tubuh.
  3. Tekan kuat-kuat tangan di pinggul dan gerakkan lengan serta siku ke depan sambil mengangkat bahu. 
  4. Gerakan ini akan menegangkan otot payudara dan membuat benjolan lebih mudah terlihat.
  5. Angkat lengan kiri dan raba payudara dengan telunjuk, jari tengah, dan jari manis tangan kanan anda. 
  6. Lakukan gerakan memutar, ke atas bawah, atau gerakan dari tengah keluar untuk mendeteksi adanya benjolan.
  7. Pencet pelan-pelan puting payudara, perhatikan apakah keluar cairan yang tidak normal.
  8. Berbaring dengan tangan kiri di bawah kepala. Letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan. Raba seluruh permukaan payudara kiri dengan gerakan memutar, dari tengah kelur, atau atas bawah. Ulangi cara yang sama untuk memeriksa payudara kanan.
  9. Perhatikan bagian atas payudara yang berada di dekat ketiak karena di situlah banyak ditemukan tumor payudara.


Jika kemudian ditemukan tanda-tanda atau adanya perubahan pada payudara, segeralah konsultasikan ke dokter dan lakukan mamografi untuk pemeriksaan yang lebih akurat.

Sebagai informasi tambahan, dr. Cici juga menyampaikan bahwa proses menyusui yang dilakukan seorang ibu terhadap anaknya juga akan menurunkan resiko kanker payudara. Karena itulah pemberian ASI juga sangat dianjurkan dilakukan oleh setiap ibu. Selain itu, meski umumnya terjadi pada wanita, namun bukan berarti kaum pria terbebas dari ancaman kanker payudara. Berdasarkan data tahun 2007, telah ada lebih dari 2.000 pria yang terdiagnosa kanker payudara dan hampir 450 orang pria meninggal karenanya. Terlebih lagi deteksi kanker payudara pada pria jarang sekali dilakukan, akibatnya pria sering terdeteksi dalam stadium yang lebih berat sehingga tingkat keselamatannya seringkali lebih kecil.

RS Mitra Medika Pontianak, salah satu RS yang menyediakan mamografi
(sumber gambar: mitramedikahealthcare.com)
Untuk informasi lebih lanjut bisa datang ke:
RS Mitra Medika Pontianak, Jl. Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak No. 25 Pontianak, Indonesia. Telp: 0561 - 584-888

2 komentar:

  1. Kanker payudara, dengernya aja udah ngeri, Mas...
    siapakah korban selanjutnya??
    jeng jeng jeng....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hati-hati lho, laki-laki juga bisa kena dan katanya justru biasanya lebih fatal...

      Hapus

Copyright © 2014 SANTOSA-IS-ME