Senin, 05 Oktober 2015

SOLO TRAVELER, WHY NOT?

Doyan traveling?

Saya rasa tidak ada yang tidak menyukai menjadi seorang traveler. Karena secara naluriah manusia itu menyukai hal-hal baru dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dan menjadi traveler adalah salah satu cara memenuhi dua naluri dasar manusia tersebut.

Hanya saja tidak semua orang bisa bebas melakukan jalan-jalan sesuka hatinya. Ada banyak faktor yang sering kali menjadi penghambatnya. Mulai dari biaya, waktu, usia, sampai bahkan ketakutan-ketakutan yang sebenarnya belum terjadi. Sering teman yang diajak melakukan perjalanan ke luar kota lebih dulu menanyakan "nanti makan apa di sana?" atau "nanti nginapnya dimana?" Padahal dengan teknologi informasi yang serba canggih seperti sekarang ketakutan-ketakutan konyol semacam ini harusnya bisa dijawab dan diatasi.

Buat mereka yang punya jam terbang tinggi di dunia traveling, jalan-jalan sendirian ke sebuah tempat baru mungkin sesuatu yang biasa-biasa saja. Namun untuk orang-orang seperti saya yang jarang traveling dan cuma bisa jalan-jalan ketika diizinkan cuti oleh kantor, pergi ke sebuah tempat baru seorang diri mungkin bukan suatu pilihan yang populer.

Meski begitu, buat mereka yang menyukai tantangan dan mengagungkan kebebasan, solo traveling bisa jadi sesuatu yang menyenangkan. Tapi kan sepi kalau jalan sendirian? Bisa jadi juga, tapi bisa jadi juga nggak. Untuk berwisata ke daerah-daerah perkotaan, menjadi solo traveler menurut saya adalah pilihan yang tepat. Kemudahan akses informasi, keamanan, dan sarana yang lengkap di daerah perkotaan, saya rasa tidak akan membuat kita yang jalan sendirian bakal tersesat. Berikut beberapa hal yang bisa menggambarkan apa yang akan kamu dapatkan ketika melakukan solo traveling.

Tidak perlu menunggu siapa-siapa untuk liburan

Yang paling menguntungkan menjadi seorang solo traveler adalah kita tidak perlu menunggu siapa-siapa untuk melakukan perjalanan. Menjadi solo traveler adalah tentang diri kita sendiri. Begitu kita ada waktu senggang, kita bisa langsung memulai perjalanan.


Solo traveling itu tentang kita dan diri kita sendiri...
(sumber gambar: gbtimes.com)
Perkara waktu ini jangan dianggap sebagai sesuatu yang sepele. Banyak yang tidak jadi berpergian bersama teman-temannya karena tidak berhasil menemukan kesamaan waktu senggang. Terlebih untuk mereka yang sudah berkerja dan terikat dengan jadwal serta target dalam perkerjaan.

Maka kemewahan terbesar seorang solo traveler adalah kebebasan menentukan kapan hendak pergi tanpa harus menunggu atau menyamakan jadwal cuti dengan orang. Bahkan memaksimalkan akhir pekan yang singkat itu dengan traveling pun tidak akan menjadi persoalan.

Bebas menentukan tujuan dan jadwal

Setiap orang yang bertraveling punya preferensi tempat tujuan yang berbeda-beda. Begitupun kesenangannya, ada yang doyan belanja, ada juga yang mementingkan kuliner, atau ada yang fokus pada wisata budaya. Nah, dengan segala macam perbedaan ini ketika kita melakukan traveling bersama, harus ada yang mengalah.

Traveling bersama berarti kita harus siap menekan ego masing-masing. Kita harus belajar berkompromi dengan rekan traveling, entah soal tujuan, jadwal, ongkos, bahkan apa saja. Hal ini semata-mata agar kegiatan traveling menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi tiap orang.

Nah, hal-hal tersebut tidak akan kita temui apabila kita melakukan solo traveler. Kita akan bebas menentukan segala sesuatunya seorang diri tanpa perlu memperhatikan pertimbangan orang lain. Mau belanja, makan atau sekedar mencoba mengunjungi tempat-tempat baru, ya silahkan-silahkan saja. Bahkan untuk ikut wisata ekstrem sekalipun, selama kita suka, nggak ada yang jadi penghalang. Selain itu, soal belanja kita bisa bebas mau hemat ataupun boros. Soalnya maklum, kalau bareng teman biasanya kita nggak bisa jor-joran soalnya harus mempertimbangkan teman kita juga kan?

Selain itu, dengan menjadi solo traveler, kita yang impulsif dan suka berubah-rubah rencana bisa bebas. Tiba-tiba kepengen ke sana atau ke sini, ya terserah saja.

Tidak ada drama dan hidup lebih fleksibel

Solo treveling akan membebaskan kita dari kemungkinan hadirnya friksi antara kita dan teman perjalanan kita. Bayangkan, jika kita berantem dengan teman seperjalanan, pasti bakalan bikin bete. Mood menghilang dan akhirnya segala rencana perjalanan kita bisa berantakan.

Selain itu, menjadi solo traveling bakal bikin kita jadi lebih fleksibel. Kadang kalau bareng teman, kita rada ragu soal banyak hal, entah itu penginapan atau makanan. Sebabnya karena kita takut pilihan kita nggak sesuai dan nggak disetujui oleh teman seperjalanan kita. Namun dengan bersolo traveling, kita bahkan bisa lebih fleksibel soal segala hal. Mau nginep di hotel, hostel, atau bahkan nyobain menggelandang sekalipun, bebas-bebas saja. Makan juga terserah kita mau yang di restoran mahal ataupun sekedar street food yang murah meriah.

Tidak ada yang motoin

Untuk traveler baik yang senior maupun yang pemula, dokumentasi adalah hal wajib dalam setiap perjalanan. Tanpa foto rasanya akan ada yang kurang. Bukan sekedar sebagai bukti bahwa kita pernah ke tempat-tempat tersebut, namun juga rekaman kenangan dari pengalaman-pengalaman perjalanan kita.

Nah memfoto adalah hal yang jadi kendala ketika kita melakukan solo traveling. Terutama buat mereka yang nggak doyan selfie. Karena kita sendirian, tidak ada yang akan memotretkan kita bersama objek yang ingin kita ajak berfoto. Akibatnya kita cuma bisa memotret pemandangan-pemandangan di tempat yang kita kunjungi tersebut tanpa kita sendiri bisa ikut masuk kedalam foto. Bisa-bisa ntar kita dibilangin cuma comot gambar dari internet.


Solo traveler biasanya cuma bisa motoin kaki...
(sumber gambar : dokumen pribadi)

Sebenarnya ini bisa disiasati dengan minta bantuan orang-orang untuk memfotokan. Tapi kalau tiap kali mau foto musti minta tolong orang lain dulu, apa nggak ribet? Apalagi di beberapa tempat wisata ada saja yang menawarkan jasa meotret. Hanya saja, namanya jasa berarti ada harga yang harus dibayarkan untuk perkerjaan mudah seperti itu.

Kalau yang pemalu bisa sesat di jalan

Ada pepatah yang bilang "Malu bertanya, sesat di jalan." Buat para pemalu, jadi solo traveling mungkin bisa jadi mimpi buruk. Karena maklum saja, jika kita kepengen jalan-jalan ke tempat wisata yang belum pernah kita kunjungi, terus kita malu buat tanya-tanya entah alamat ataupun petunjuk arah, bisa-bisa kita bakalan tersesat.

Sekarang memang sudah ada GPS yang sangat memudahkan soal pencarian arah. Tapi komunikasi yang baik adalah susuatu yang tetap dibutuhkan. Ia bisa digunakan untuk macam-macam, menawar barang, bertanya alamat, mencari angkot, dan lain-lain. Kalau kita kebanyakan rasa malu tidak pada tempatnya dan enggan bertanya ketika bersolo traveling, bisa jadi banyak kerugian entah itu waktu, uang atau apapun.

Nah itu di dalam negeri, di luar neger jauh lebih sulit lagi. Meski kita gape berbahasa Inggris, tak berarti masalah beres. Banyak negara yang masih menggunakan bahasa mereka sendiri bahkan juga aksaranya sendiri. Nah di tempat-tempat seperti begini, kita bakal diharuskan lebih banyak bertanya. Nah, jadi sebelum bersolo traveling, siapkan mental kita untuk banyak bertanya pada orang asing. 

Kemandirian diuji dan bersiaplah berkenalan dengan orang-orang baru

Pada akhirnya, semua kemungkinan yang terjadi ketika bersolo traveling akan membuat kemadirian kita diuji. Kita harus siap untuk memecahkan masalah dan tantangan yang dihadapi selama perjalanan seorang diri. Kita juga dituntut untuk siap membuat keputusan dan tentu saja mempertanggung jawabkan konsekuensi dari keputusan tersebut.

Dan yang menurut saya paling menyenangkan adalah, bersolo treveling membuka peluang kita untuk berkenalan dengan banyak orang-orang baru. Nggak lucukan jika sepanjang perjalanan yang jadi teman kita cuma smartphone aja. Ngobrolnya pun cuma di aplikasi chating dan dengan orang-orang yang justru ada jauh entah di mana. Lihatlah orang disekitar kita. Ajaklah mereka ngobrol dan bicara. Barangkali kita akan menemukan banyak kejutan dan cerita luar biasa.

36 komentar:

  1. sesekali coba traveling sendirian juga nggak apa kok :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sudah nyobain, dan ternyata seru juga....

      Hapus
  2. Saya biasanya bodo amat, mau travelling sendirian atau pun rame2, kaki tetap jadi model utama foto2 dokumentasi...
    hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha sekarang emang lagi trend yang kaki lebih ngetop dari wajah... seandainya cewek-cewek lebih liat kaki daripada tampang hehehe...

      Hapus
  3. Aku pengen banget nyoba. Beraninya baru sekitar Jakarta dan kebanyakan sih karena terpaksa datang ke suatu acara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dicobain mbak, kalau tujuannya daerah perkotaan rasanya masih aman deh biar sendirian juga, nggak bakalan tersesat....

      Hapus
  4. Kalo saya bukan traveling sendiri. Tapi ikut group travel yang isinya nggak kenal semua. Seru juga, nambah temen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm... saya malah belum pernah nyobain. Selama ini selalu bareng teman, dan biasanya suka bertualang sendiri tanpa ikutan travel grup. Tapi menarik juga, mungkin nanti bakalan dicoba deh...

      Hapus
  5. Bener. Lebih bebas pokoknya. Klo cocok ya jalan bareng, kalau rasanya gak 'klik' ya wassalam aja hehehe. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mencari travel buddy itu emang gamang-gampang susah sih ya mas... tapi kalau nggak ketemu sih ya mending jalan sendirian hehehe...

      Hapus
  6. Solo Traveler memang bebas mau ngapain aja, tidak harus mikirin travelmate dan membuat kita lebih mandiri dalam menentukan destinasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, bagi saya ada perasaan bebas seenaknya dan tenang aja kalau kita seenaknya ngerubah planing..

      Hapus
  7. Sebagai seorang cewek aku masih belom berani nih solo gini.. Tapi emang bener sih, kalo solo meminimalisir keribetan ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau travelingnya di kota besar kan rame mbak, jadi cenderung lebih amanlah buat solo traveling... asal jangan terlalu malam aja jalan-jalannya...

      Hapus
  8. hihihi...kayaknya seru juga siih travelling sendirian. tapi tapi..masih belum ada nyali buat pergi2 sendiri gitu. secara kan aku cewek nih..aaah cemen ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahah boleh dicoba mbak, jalan ke kota aja dulu, kan rame jadi cenderung lebih aman...

      Hapus
  9. Kalau saya rata2 memang travelernya sendirian Om, maklum pada dibayarin. Hehehehe... :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah asyik ya bang, ajak jugalah kalau ada yang pake dibayarin juga hehehehe

      Hapus
  10. yang jadi masalah ketika kita mau selfie dan kebetulan gak bawa tongsis sama gak ada orang yang bisa motoin kita.. terpaksa fotonya cuman pemandangan sama bagian badan kebawah..hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas benar, saya aja cuma bisa moto kaki, hehehe..

      Hapus
  11. Salut dengan semangat travelingnya bro. mungkin boleh nih tempo tempo traveling bareng :p India boleh nih!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh mas, mungkin sekalian nanti festival holy saja.

      Hapus
  12. sebenarnya travelling sendiri enak tapi sedih juga sih

    BalasHapus
  13. Dengan solo traveling, kali aja nemu jodoh. hehehe

    BalasHapus
  14. Aku juga suka solo traveling dan iyu menyenangkan ada suka dukanya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, kadang-kadang pada momen tertentu jadi solo traveling lebih seru, penuh perenungan, dan dipaksa buat kenalan sama orang-orang baru dari pada bengong sendirian...

      Hapus
  15. saya belum pede solo travelling, memang lebih fleksible tapi budget bisa bengkak, kalau gak pintar cari penginapan dan transport yang murmer

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak juga kok mas, saya justru lebih hemat kalo soal akomodasi soalnya bisa tidur dimana saja, di hostel juga nggak masalah, kalau ngajak teman musti mikirin mereka yang nggak siap nginep sembarangan...

      Hapus
  16. Mungkin lebih enak pergi berdua daripada sendirian.
    terkadang hati ini sepi

    Baca berita Teknologi dan Games @ www.sirgizmos.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau soal hati sih, itu nggak bisa dibantah deh...

      Hapus
  17. caption : Solo traveler biasanya cuma bisa motoin kaki...

    kena banget. sedih tapi bener.

    :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe ngerasain juga ya? Sebenarnya sih sekarang udah bisa selfie...

      Hapus
  18. Belum pernah nyobain solo traveler, pasti pengalamannya seru tuuuuh

    BalasHapus

Copyright © 2014 SANTOSA-IS-ME