HAT YAI, PESONA DI SELATAN THAILAND
Bicara soal liburan ke Thailand,
nama Bangkok, Pattaya dan Phuket mungkin bakal jadi pilihan destinasi utama.
Namun bukan berarti kota-kota lainnya tak layak kunjung. Terutama untuk mereka
yang lebih menikmati ketenangan dan interaksi sosial dengan masyarakat lokal,
Hat Yai patut dijadikan salah satu list tujuan.
Hat Yai adalah kota terbesar di
daerah selatan Thailand. Berada di provinsi Songkhla yang berbatasan langsung
dengan Malaysia, menjadikan corak budaya di kota ini begitu unik. Meski dominan
dengan budaya Thai dan agama Budha seperti kebanyakan wilayah Thailand, namun
perempuan-perempuan berjilbab bukanlah sesuatu yang asing disana. Mencari makanan
halal pun sangatlah mudah. Banyak pula penduduk Malaysia yang mencari nafkah di
sini. Seorang pengemudi Tuk-tuk (angkutan khas Thailand) yang mengantar saya di
salah satu malam saya di Hat Yai mengaku berasal dari Malaysia dan berbahasa melayu
dengan fasih. Dan memang orang-orang berbahasa melayu masih bisa dijumpai di kota ini.
Kedatangan saya di Hat Yai adalah
untuk menikmati suasana berbeda dari Songkran (tahun baru-nya orang Thailand).
Namun sayang saya salah memperhitungkan jadwal. Songkran di Hat Yai tak selama
yang di Bangkok, akibatnya ketika saya tiba di Hat Yai, Songkran ternyata telah
usai.
Tidak mau perjalanan darat
semalaman dari Kuala Lumpur ke Hat Yai sia-sia, maka saya memutuskan menikmati
apa saja yang dimiliki oleh Hat Yai. Dan ternyata Hat Yai punya banyak tempat
menarik yang membuat saya tidak menyesal pernah mengunjunginya.
Wat Hat Yai Nai
Wat Hat Yai Nai adalah kuil Budha
yang terdapat patung Budha tidur (Reclining Buddha) raksasa di sana. Konon kabarnya ini adalah
patung Budha tidur raksasa terbesar ketiga di dunia. Tidak hanya patung Budha
raksasa, di area kuil juga terdapat beberapa bangunan yang berukuran lebih
kecil. Di dalamnya terdapat berbagai patung Budha dalam berbagai posisi dan
wujud. Ada patung Budha tertawa, ada patung Budha anak-anak, bahkan juga ada
patung ular berkepala tujuh.
 |
Di depan Wat Hat Yai Nai...
(sumber : dok pribadi) |
Selain kuil, juga terdapat
pemakaman yang jadi tempat kunjungan ziarah masyarakat Thailand pada musim Songkran (tahun baru). Ruangannya
terdapat tepat di bagian punggung patung Budha tidur raksasa tersebut.
Lee Garden Plaza
Saya bukan penggemar wisata
belanja, jadi tentu bukan benar-benar Lee Garden Plaza yang saya maksud. Melainkan
deretan pedagang makanan kaki lima di depannya. Semenjak jam empat sore,
halaman depan Lee Garden Plaza dan sekitarnya akan menjadi tak ubahnya surga bagi para
pencinta street food seperti saya.
Ayam Bakar, Cumi kering,
buah-buahan segar, aneka macam sosis terpajang di pinggir-pinggir jalan dan
aromanya terbang bebas memenuhi udara. Makanan-makanan berat macam Tom Yam, Som Tam, Manggo Sticky Rice hingga Nasi Lemak juga tersedia. Beberapa pedagang souvenir tak ketinggalan menggelar
dagangannya.
 |
Salah satu lapak ayam bakar di area sekitar Lee Garden Plaza (sumber: dok pribadi) |
Jika ingin lebih puas berbelanja
souvenir atau oleh-oleh, Pink Lady Market yang juga terletak tidak jauh dari
kawasan tersebut bisa jadi pilihan. Disana terdapat berbagai jenis oleh-oleh
bahkan yang bertuliskan Bangkok, Pattaya atau Phuket sekalipun.
Kim Yong Market
Hat Yai memang surga belanja murah. Letaknya yang jadi penghubung dari Malaysia dengan kota-kota besar lain di Thailand menjadikannya kota perdagangan yang sibuk. Salah satunya bisa dilihat di Kim Yong Market.
Berderet-deret pedagang kaki lima menggelar lapak dagangannya. Mulai dari makanan ringan, oleh-oleh, buah-buahan, bunga, perkakas rumah tangga, jimat, perlengkapan sembahyang, pakaian hingga lotre.
 |
Kim Yong Market tampak depan...
(sumber gambar : dok pribadi) |
Sedikit kesulitan adalah tidak banyak pedagang di sana yang bisa berbahasa Inggris. Beruntung jika mendapati pedagang yang bisa berbahasa melayu, namun jika tidak, terpaksa menggunakan bahasa isyarat.
Hat Yai Municipal Park
Taman ini berada sedikit di
pinggir kota, setidaknya itu yang saya duga. Taman ini sangat-sangat luas dan
terdiri dari beberapa bukit. Ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Taman
ini mempunyai danau yang luas dengan ikan-ikan di dalamnya. Selain itu juga ada
parade lampion berbagai bentuk yang menambah keindahan taman tersebut.
Di Hat Yai Municipal Park ada
tiga tempat tujuan yang layak kunjungi. Yang pertama adalah kuil Brahman yang
dipenuhi dengan patung-patung Gajah. Untuk tiba di kuil ini bisa dengan
menggunakan kereta gantung. Selain kuil Brahman ada juga patung budha emas raksas
yang menghadap kota Hat Yai.
 |
Patung Budha Emas Raksas di atas bukit Hat Yai Municipal Park (sumber: dok pribadi) |
Seperti halnya Kuil Brahman, patung Budha emas ini
juga berada di puncak bukit. Agak turun ke bawah, ada patung Dewi Kwan Im dan
juga kuil berisi patung dewi Kwan Imm yang menunggang dua belas lambang shio.
Kesempatan melihat keindahan Hat Yai dari ketinggian, menjadikan tempat ini
harus jadi persinggahan kala datang ke Hat Yai.
Klong Hae Floating Market
Ternyata Hat Yai juga punya
Floating Market yang bisa jadi tujuan kunjungan buat para wisatawan. Memang
tidak buka tiap hari dan berada agak jauh dari pusat kota, namun tempat ini
tidak layak untuk dilewatkan begitu saja.
Di sini kita bisa berbelanja berbagai
macam hal, terutama makanan. Berderet-deret perahu dengan muatan barang
dagangan siap menunggu kita. Kemampuan bertransaksi dengan baik dibutuhkan
untuk mendapatkan harga terbaik. Pesan saya sih jangan terburu-buru memutuskan,
karena barangkali akan ada banyak pilihan yang jauh lebih baik dan menggiurkan
di depan sana.
Dan jika berkunjung dengan Song
Teaw, ingat pula untuk jangan sampai kemalaman. Biasanya jam tujuh ke atas Song
Teaw sudah menghilang dari jalanan.
Terpaksa naik Tuk-tuk artinya harus siap untuk menawar dengan kejam
kembali.
Pantai Shamila
Berada di kota Shongkla, yang
tetap bisa dijangkau dari Hat Yai. Di pantai ini terdapat patung putri duyung
yang melegenda. Keindahan pantai berpasir dilengkapi deretan restoran sea food
berharga terjangkau. Penggemar makanan laut, tidak akan melewatkan tempat satu
ini.
Cukup berjalan kaki dari pantai,
ada Tang Kuan Hill. Di puncaknya terdapat semacam kuil berstupa dan patung Budha. Serupa
dengan beberapa tempat lain di dunia, di sini juga ada tempat untuk “gembok
cinta.” Barangkali juga ada mitos yang sama bahwa siapa yang mengaitkan gembok
yang telah ditulis nama pasangan akan langgeng.
Terlepas dari legenda apapun,
menikmati dari ketinggian keindahan kota Songkhla yang berbatasan dengan laut
sudah cukup jadi alasan untuk datang ke sini.
Pulau Ko Yo
Dari Tang Kuan Hill kita akan bisa melihat sebuah pulau ditengah danau luas yang terhubungkan dengan sebuah jembatan. Itulah Ko Yo Island yang berada di tengah danau Shongkla.
 |
Pulau Ko Yo (yang dihubungkan dengan jembatan) dilihat dari puncak Tang Kuan Hill (sumber gambar: dok pribadi) |
Di pulau Ko Yo juga terdapat patung Budha tidur berwarna emas. Selain itu ada juga patung kepala naga raksasa yang konon merupakan salah satu legenda nelayan di daerah Songkhla. Di danau Shongkla juga tersedia feri yang bisa kita naiki untuk mengeksplor danau Shongkla.
Yah, tempat-tempat tersebut
mungkin hanya beberapa destinasi yang kebetulan telah terkenal saja. Ada banyak
pengalaman menyenangkan yang bisa didapatkan di Hat Yai entah sebagai kota
persinggahan ataupun lebih dari itu. Bahkan dengan sekedar berkeliling kota,
berinteraksi dengan penduduknya atau menikmati Thai Massage di sana, kita pasti
akan setuju bahwa Hat Yai memang layak dikunjungi.