OBAT HERBAL VS OBAT KIMIA
Perdebatan mengenai mana yang lebih unggul antara obat herbal dan obat kimia mungkin tidak akan ada habisnya. Bagi para pendukungnya sampai-sampai seolah muncul dua kubu yang saling berseberangan. Para pendukung obat herbal meyakini bahwa penggunaan obat herbal yang alami menjaga penggunanya terhindar dari efek samping obat dalam jangka panjang. Sementara pendukung obat kimia meragukan efektivitas dari obat-obatan herbal untuk mengobati penyakit.
Karena itulah ketika saya berkesempatan ngobrol dengan 3 orang teman saya dari BEM FK UNTAN Pontianak, permasalahan ini menjadi topik yang layak untuk diperbincangkan. Mereka adalah Naru, Bari dan Hilda. Naru dan Bari adalah calon farmasis sementara Hilda calon perawat. Dan pertanyaan yang pertama kali saya ajukan pada mereka adalah bagaimana sih keberadaan obat herbal dalam dunia medis?
![]() |
Ngobrol seru bersama BEM FK UNTAN (sumber gambar: dok pribadi) |
Lalu bagaimana klaim bahwa obat kimia bisa berbahaya dalam penggunaan jangka panjang? Maka menurut mereka bertiga, pernyataan tersebut ada benarnya. Secara jangka panjang, obat-obatan kimia memiliki efek samping yang cukup berbahaya untuk tubuh. Selain itu penggunaan obat kimia juga butuh dosis dan takaran yang sesuai, karena itu sangat penting sekali untuk senantiasa membaca dengan seksama label petunjuk pada kemasan khususnya pada obat bebas. Contohnya paracetamol, salah satu obat yang bisa dengan mudah kita dapatkan di toko obat dan apotik, ternyata bisa jadi akan berbahaya jika kita mengkonsumsinya terlalu sering. Karenanya sangat dianjurkan untuk tidak buru-buru mengkonsumsinya jika hanya mengalami gangguan kesehatan ringan seperti flu atau pusing biasa.
Namun meski memiliki dampak negatif, obat-obatan kimia tetap dianggap sebagai cara paling efektif untuk memberikan pengobatan. Terlebih lagi belum semua jenis penyakit terbukti secara ilmiah dapat disembuhkan dengan obat-obatan herbal. Beberapa penyakit bahkan mengharuskan para penderitanya mengkonsumsi obat-obatan kimia secara terus menerus. Karenanya tidak tepat jika seorang pasien apalagi yang memang diharuskan mengkonsumsinya, menghentikan pemakaian obat-obatan kimia kemudian beralih ke herbal.
Untungnya penggunaan obat herbalpun sudah diakomodir oleh dunia medis. Karenanya, jika seorang pasien menginginkan pengobatan dengan obat herbal, ia bisa saja memintanya kepada dokter. Dan jika memang tersedia obat-obatan herbal yang sesuai dan tepat untuk penyakitnya, dokter akan meresepkan obat herbal tersebut. Penggunaan obat herbal sudah pasti bisa membantu mengurangi resiko yang mungkin ditimbulkan oleh obat kimia. Namun tentu saja, dalam proses pengobatan semuanya tetap harus berdasar petunjuk dokter. Tidak bisa kita memaksa menggunakan obat herbal, jika dokter tidak mengizinkannya.
Penggunaan obat-obatan baik yang herbal maupun yang kimia memiliki aturan tertentu. Keduanya tetap harus digunakan dalam kadar dan dosis yang sesuai. Meski efek samping yang cenderung aman, namun tetap saja obat herbal memiliki efek samping terutama untuk mereka yang alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Adapun penggolongan obat-obatan yang dijual dimasyarakat adalah sebagai berikut:
Obat herbal vs Obat Kimia (sumber gambar: rsisultanagung.co.id) |
1. Obat Bebas
![]() |
Logo obat bebas |
2. Obat Bebas Terbatas.
Logo obat bebas terbatas |
![]() |
Logo tambahan pada Obat Keras Terbatas |
![]() |
Obat Keras |
Seperti namanya, obat ini memiliki kandungan yang kuat sehingga ia hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Cuma bisa didapatkan di apotek dan diberikan atas sepengetahuan seorang apoteker. Contoh obat ini adalah obat generik dan obat wajib apoteker. Obat jenis ini ditandai dengan lingkaran bulat berwarna merah dengan lingkaran luar berwarna hitam serta huruf K di dalamnya.
4. Obat Narkotika
Jika di masyarakat umum narkotika dikenal sebagai obat-obatan terlarang, di dunia medis, obat narkotika dibutuhkan untuk berbagai penanganan medis. Obat jenis ini menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri namun juga menyebabkan ketergantungan. Penggunaannya harus benar-benar dalam pengawasan dokter. Logo obat jenis ini ditandai dengan lingkaran bulat berwarna putih dengan lingkaran luar berwarna merah dan tanda palang berwarna merah di dalamnya.
Nah untuk obat herbal sendiripun kini sudah ada penggolongannya, karenanya penggunaannya harus disesuaikan dengan penggolongan tersebut. Oleh sebab itulah, penting sekali untuk masyarakat memahami bagaimana penggunaan obat herbal yang baik dan benar.
1. Jamu
![]() |
Logo herbal Jamu |
2. Obat Herbal Terstandar
![]() |
Logo herbal terstandar |
3. Fitofarmaka
![]() |
Logo herbal Fitofarmaka |
![]() |
Alternatif lain logo obat herbal berserta contoh obatnya... |
Penggunaan obat herbalpun, meski alami namun bukan berarti bisa seenaknya. Ada hal-hal yang harus dipastikan sebelum mengkonsumsi obat herbal, salah satunya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menjamin bahwa obat tersebut layak konsumsi. Senantiasa berhati-hatilah karena banyak juga obat-obat tidak terstandar yang beredar luas di pasaran. Jangan sampai kita ingin sehat malah jadi tambah sakit karena minum obat secara sembarangan.
kalau mengobati hati yang luka, mending pake obat herbal atau obat kimia pak? hehehehe
BalasHapusWah kalau hati yang luka harus diperiksa ke dokter pak. Bisa macam-macam, bisa radang, atau hepatitis atau bahkan kanker hati. Segera periksa ke dokter ya mas, kalau memang nemuin ada luka di hati, khawatir terlanjur parah. Nanti biar dokter yang rekomendasikan obat buat pengobatannya.
HapusKonon katanya ada juga jamu yang diracik dengan bahan kimia. Artinya bukan herbal. Bener ga sih?
BalasHapusBenar juga. Tapi bisa juga ekstrak, maksudnya bahannya tetap herbal namun pengolahannya sudah menggunakan tekhnologi modern sehingga yang diambil cuma ekstraknya doang. Sebagaian besar obat OHT dan Fitofarmaka seperti itu.
HapusAga pusing juga bacanya xD
BalasHapusAga pusing juga bacanya xD
BalasHapushehehe kalau pusing jangan buru-buru minum obat ya, kecuali kalau pusingnya udah nggak tertahankan.
Hapuslebih baik mencegah, usahakan agk sakit ya. Sebetulnay minum obat itu harus ilut aturannya. Pakai herbal juga
BalasHapusterimakasih infonya, sangat bermanfaat :)
BalasHapus