BERKENALAN DENGAN PONTIANAK
Mungkin sekitar sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, Pontianak masih dianggap sebagai sebuah kota kecil. Apalagi letaknya di pesisir barat pulau borneo, pulau yang dalam frame orang-orang yang belum pernah menginjakkan kakinya ke sini diidentikkan dengan hutan dan suku-suku pedalaman.Sekarang, kota ini sudah berkembang sangat pesat. Saya sebagai manusia yang lahir dan besar di kota ini melihat sendiri tumbuh kembang Pontianak, baik manusia maupun bangun infrastrukturnya. Kota saya ini, sudah berubah. Makin ramai tentu saja. Makin metropolis. Makin gaul.
Jl. Tanjungpura Pontianak tahun 90-an (sumber: herlansaja.wordpress.com) |
Asal muasal penamaan kota ini cukup menarik. Konon kisahnya bermula dari perjalanan Sultan Syarif Abdurahman yang menyusuri sungai Kapuas untuk mencari daerah untuk mendirikan kesultanan.Tiba di daerah yang kini dikenal sebagai Batu Layang, sang sultan dan pengikutnya mendapat gangguan dari hantu kuntilanak (dalam bahasa melayu lama disebut Pontianak). Sang sultan beserta pasukannya lantas memerangi hantu Pontianak sekaligus membabat hutan untuk dijadikan lahan pemukiman. Sampai di persimpangan sungai Kapuas dan sungai Landak, Sultan Syarif Abdurrahman kemudian mendirikan Masjid dan Istana kesultanan. Dan jiwa besar sang Sultan kemudian menamai kota yang baru didirikannya itu justru dengan nama sang musuh bebuyutan. (Sumber: Wikipedia)
Masjid Jami', bangunan pertama yang didirikan oleh Sultan (sumber: bimasislam.kemenag.go.id) |
Soal demografi, kota Pontianak sangat idientik dengan budaya melayu. Namun selain melayu, Tiong hoa juga cukup dominan di kota ini terutama terpusat di daerah-daerah pecinan. Selain dua unsur etnis tersebut, dayak, jawa, madura, bugis serta berbagai suku-suku lainnya juga memberi warna tersendiri bagi kota saya ini. Sehingga bisa saja banyak hal-hal yang cuma bisa ditemui di Pontianak saja, tidak di tempat lain.
Satu lagi, kota Pontianak juga terkenal panas. Karena apa? Salah satu sebabnya adalah karena kota ini dilalui oleh garis khatulistiwa. Karena itu, jika berkesempatan datang ke Pontianak, jangan lewatkan untuk mampir ke tugu penanda garis Equator. Tugu bersejarah yang membelah bumi utara dan selatan.
Kota yang dilalui oleh garis Khatulistiwa (sumber: Wikipedia) |
Bagaimana, Pontianak menarik bukan?